LIMPA merupakan kelenjar yang terletak di bawah hipogastrium (lambung bawah) kiri di bawah iga ke 9, 10, 11, letaknya menyentuh diafragma, ginjal kiri, kelokan Usus Besar kiri atas dan ekor Pankreas atau ruang tengah.
Jam 09.00 – 11.00 adalah Jam piket organ limpa kuat, dalam mentransportasi cairan nutrisi untuk energi pertumbuhan. Bila pada jam-jam ini mengantuk, berarti fungsi limpa lemah. Kurangi konsumsi gula, lemak, minyak dan protein hewani.
Jam 21.00 – 23.00 Jam piket organ limpa lemah, terjadi proses pembuangan racun dan proses regenerasi sel limpa. Sebaiknya istirahat sambil menenangkan pikiran dan jiwa, untuk meningkatkan imunitas.
Fungsi fisiologis :
- Menguasai transportasi cairan (transportasi kelebihan air dari jaringan kembali ke darah) dan pengolahan makanan. Limpa memisahkan cairan yang berguna dan tidak berguna dari cairan yang sudah dicerna, mengirim yang bersih ke Paru-paru untuk di distribusikan ke kulit dan yang kotor di salurkan ke Usus Halus untuk di suling / dimurnikan. Bila fungsi ini lemah maka terjadi penumpukan cairan sehingga menimbulkan kelembaban, banyak lendir atau oedema .
- Pengendalian darah agar tetap berjalan sebagaimana mestinya dalam pembuluh darah dan tidak terjadi pendarahan.
- Limpa mengektrasi nutrisi dari makanan dan mengangkutnya ke bagian tubuh lainnya termasuk otot, menjamin kekuatan dan pengembangan otot serta anggota gerak, maka kuat lemahnya anggota gerak mencerminkan kuat lemahnya organ limpa.
- Waktu masih janin Limpa berperan membentuk sel-sel darah merah.
- Memisahkan eritrosit (sel darah merah) yang sudah usang.
- Menghasilkan limposit (sejenis sel darah putih) bagian penting dari sistem kekebalan tubuh (limposit-B dibentuk di sumsum tulang sebagai anti bodi dan limposit-T dibentuk di kelenjar getah bening dan limpa yang diprogram untuk memerangin antigen tertentu) — fungsi pertahanan dan anti bodi.
- Diduga menghancurkan leukosit dan trombosit.
- Penyerapan lemak dari usus kecil ke pembuluh getah bening usus.
- Penyimpanan dan pemecahan sel darah merah dalam limpa.
Perawatan Untuk Limpa Yang Membesar
Perawatan untuk limpa yang membesar biasanya diarahkan pada kondisi medis yang mendasarinya yang berakibat pada splenomegaly. Tergantung pada persoalan yang mendasarinya, perawatan-perawatan dapat terjadi dengan antibiotik-antibiotk, kemoterapi, atau radiasi. Perawatan-perawatan ini adalah untuk penyakit yang mendasarinya dan mungkin mengizinkan limpa untuk berkurang dala ukurannya; bagaimanapun, pada beberapa kasus-kasus, limpa akan tetap membesar.
Adakalanya, limpa mungkin perlu dikeluarkan secara operasi (splenectomy = spleen + ectomy=pengeluaran) sebagai bagian dari perawatan penyakt. Contohnya, pada spherocytosis yang diturunkan, pengeluaran limpa mencegah anemia yang bterjadi ketika sel-sel darah merah yang berbentuk abnormal secara terus menerus disaring keluar dan dikeluarkan dari aliran darah.
Komplikasi-Komplikasi Dari Limpa Yang Membesar
Ketika limpa membesar, ia kehilangan beberapa pelindungnya dari sangkar tulang rusuk bagian bawah dan menjadi lebih mudah kena luka. Limpa yang membesar adalah fragile dan dapat dirusak dengan pukulan-pukulan yang relatif minor pada perut bagian atas. Ia adalah organ yang relatif padat dan dapat retak menyebabkan perdarahan yang mengancam nyawa yang signifikan dan potensial.
Limpa yang membesar dapat juga menjerat jumlah sel-sel darah yang berlebihan didalamnya yang menyebabkan:
- anemia (jumlah-jumlah sel darah merah yang berkurang), yang mungkin menjurus pada kelemahan, sesak napas, dan mudah lelah;
- leukopenia (sel-sel darah putih yang berkurang), yang mungkin menjurus pada risiko infeksi yang meningkat; dan
- thrombocytopenia (platelet-platelet yang berkurang), yang mungkin menjurus pada infeksi atau pada persoalan-persoalan perdarahan.
Jika limpa perlu dikeluarkan, ada risiko infeksi yang meningkat, terutama disebabkan oleh bakteri-bakteri seperti pneumococcus (Streptococcus pneumoniae), Hemophilus influenza, dan meningococcus (Neisseria meningitides). Adalah penting untuk mempertimbangkan pemeliharaan imunisasi-imunisasi sekarang ini (terutama vaksin pneumococcal, karena kira-kira 50% sampai 90% dari infeksi-infeksi setelah splenectomy disebabkan oleh encapsulated streptococci) terhadap infkesi-infeksi ini pada pasien-pasien yang limpanya telah dikeluarkan.